Sekolah di luar negeri itu memang rumit. Peraturan di masing-masing sekolah, provinsi bahkan negara bisa berbeda-beda. Ini perlu sikap mental dan perencanaan yang matang, dan disinilah para orang tua harus banyak berperan membantu anak-anak kita.
Saat ini baru urusan berangkat ke Canada saja, ribetnya bukan main kan..? Hehe.. itu baru awal, masih banyak keribetan lain yang akan muncul di belakang hari, kalau kita lalai.
Dari kesan saya membantu parents, banyak sekali yang sepertinya hanya menggantungkan kepada study consultant. Bayar ke konsultan, dan mereka harus bisa beresin, student hanya cukup perlu belajar. Tidak sesederhana itu..!
Berdasarkan riset dan pengalaman selama ini, sikap mental dan plan yang diperlukan antara lain adalah :
1. Sekolah itu tidak melulu hanya mendapat nilai bagus, lulus, wisuda, lalu bekerja. Di dalamnya banyak sekali proses lain yang menyertainya, dan sebaiknya parents bisa membimbing tapi tidak mengatur. Ada saat dibulan tertentu anak down karena nilai jelek, stress karena tugas menumpuk, menyesuakan cara belajar yang beda dengan sebelumnya, kangen rumah, berantem dengan teman sekamar dll, yang semunya akan mempengaruhi hasil akhir. So.. always beside them all the time..!
2. Bagaimanapun, anak2 itu menuju ke tahap kedewasaan mereka. Kalau kita merecokin sampai keprinthil2 urusan mereka, mereka pasti tidak suka juga dianggap anak kecil melulu. Jadi pinter2lah parents membimbing dalam koridor yang paling cocok dan disepakati bersama. Anak mulai party minum alkohol, coba-coba ganja karena legal di sana, tinggal serumah dengan lawan jenis dll. Get used to it, dan sikapi dengan bijaksana.
3. Selain urusan akademis, anak-anak juga harus concern urusan administrasi legal. Di Indonesia, mungkin kita bisa minta sopir atau calo minta urus KTP, salah-salah sedikit, bayar.. beres urusannya.
Di Canada, salah atau telat mengurus dokumen legal, bisa panjang urusannya. Jadi ini juga adalah dalam rangka membentuk tanggung jawab diri sendiri, menuju kedewasaan.
4. Tujuan kita mengirim anak2 sekolah jauh, salah satunya agar wawasan humanitarian mereka berkembang. Indonesia perlu lebih banyak anak2 muda yang terbuka wawasannya dan lepas jauh dari issue SARA. Karena itu, encourage anak-anak kita agar bergaul tidak hanya dengan sesama orang Indonesia. Belajar budaya dan bersikap dengan teman baru dari berbagai bangsa.
5. Vice versa nomer 4, bagaimanapun root kita adalah Indonesia. Jadi jangan pernah lelah memberikan bekal untuk cinta tanah air. Bercita-cita menjadi PR Canada sama sekali tidak salah, tapi cinta tanah air Indonesia tetap harus, dan banyak cara yang bisa dilakukan membangun tanah air dari jauh. Jadi bangunlah terus semangat itu kepada anak2 kita.
6. Latihan soft skill di luar bangku kuliah dan lab sangat perlu. Jadi dorong mereka untuk bekerja part time, jadi volunteer dll. Jangan hanya disuruh belajar melulu. Pararel dengan hal itu, kembangkan network ke seluruh dunia, siapkan mental mereka menjadi worldwide citizen.
7, 8, 9 masih banyak lagi, nanti saya teruskan lagi yaa..
Demikian mudah2an bermanfaat, tanpa saya bermaksud sama sekali untuk sotoy..🤪.